Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
BeritaSibolga

Kisah Haru Pahrul, Gantikan Ayah Naik Haji Bersama Sang Ibu

35
×

Kisah Haru Pahrul, Gantikan Ayah Naik Haji Bersama Sang Ibu

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

SIBOLGA : Di tengah lautan jemaah calon haji (JCH) yang bersiap berangkat ke Tanah Suci, wajah seorang ibu dan anak tampak tak mampu menyembunyikan kesedihan di balik senyum mereka. Adalah Pitta (56) dan putranya, Pahrul Ramadhan Syahputra (30), yang membawa kisah pilu namun sarat makna tentang cinta, kehilangan, dan bakti.
Beberapa bulan lalu, pasangan Pitta dan almarhum suaminya, Bapak Hapijuddin, telah bersiap menjalankan rukun Islam kelima. Segala persiapan sudah mulai rampung: pembuatan paspor, perekaman biometrik / Saudi Visa Bio (SVB) hingga doa-doa yang telah mereka panjatkan bersama selama bertahun-tahun.

Namun takdir berkata lain. Sebelum keberangkatan, Pak Apit (sapaan akrabnya) meninggal dunia akibat penyakit diabetes.
“Bapak sudah siap betul. Beliau sangat semangat, setiap hari bicara soal Mekah, soal wukuf di Arafah. Tapi ternyata Allah lebih dulu memanggil,” tutur Bu Pitta, matanya basah mengingat kenangan itu.
Duka itu begitu dalam.

Example 300x600

Tidak hanya karena kehilangan pasangan hidup, tapi juga karena impian mereka untuk menunaikan haji bersama pupus begitu saja. Namun, di tengah keperihan itu, sang anak sulung, Pahrul, mengambil keputusan besar: menggantikan sang ayah untuk mendampingi ibunya menunaikan ibadah suci. “Saya tahu ini berat, tapi saya merasa ini cara saya meneruskan niat mulia Bapak. Dan saya ingin Ibu tidak sendiri. Ini bukan cuma perjalanan haji, ini perjalanan hati,” ujar Pahrul lirih.

Baca Juga :  Pembatasan Angkutan Barang di Sumut Berlaku 21 Maret – 8 April 2025

Keputusan itu tak diambil dengan mudah. Pahrul harus mengurus segala proses administrasi pergantian porsi haji, mengurus cuti kerja, dan yang paling penting—mempersiapkan diri secara mental dan spiritual. “Awalnya saya ragu, karena saya merasa belum pantas. Tapi setiap kali melihat wajah Ibu, saya tahu ini yang harus saya lakukan,” tambahnya.

Baca Juga :  Kasus Pencurian Tahun 2024 Terungkap, Masyarakat dari 3 Desa Ucapkan Terimakasih kepada Polsek Hinai

Saat manasik dan detik mendekati keberangkatan haji, suasana haru menyelimuti. Beberapa kerabat yang datang kerumah tak kuasa menahan air mata saat Pahrul dan Bu Pitta berpamitan. Di tangan Bu Pitta, sebuah kenangan tergenggam erat.
“Bapak tetap berangkat, lewat Pahrul,” ucapnya, pelan namun pasti.

Baca Juga :  Korban Penganiayaan Memaafkan Pelaku, Kejati Sumut Selesaikan Perkaranya dengan Pendekatan Keadilan Restoratif

Perjalanan ini bukan sekadar ibadah. Bagi Pahrul dan Bu Pitta, ini adalah bentuk cinta yang tak lekang oleh waktu, pengabdian anak pada orang tua, dan keyakinan bahwa meskipun tubuh sang ayah tiada, ruh dan niat sucinya tetap mengiringi mereka hingga ke Tanah Suci. “Haji tahun ini bukan hanya soal menyempurnakan rukun Islam, tapi juga menyempurnakan niat bapak,” tutup Pahrul dengan mata berkaca. ara/kem/nrd

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *