Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
BeritaMedan

Antonius Tumanggor Dorong Pemko Medan Maksimalkan Anggaran Penanganan Banjir, Usulkan Dua Perahu Karet per Kelurahan

20
×

Antonius Tumanggor Dorong Pemko Medan Maksimalkan Anggaran Penanganan Banjir, Usulkan Dua Perahu Karet per Kelurahan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

MEDAN : Curah hujan tinggi yang mengguyur Kota Medan dalam beberapa hari terakhir kembali memicu banjir besar di sejumlah kawasan. Menyikapi kondisi ini, Anggota DPRD Kota Medan, Antonius Devolis Tumanggor, mendesak Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk memperbesar anggaran penanganan banjir serta meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Antonius mengatakan, banjir yang melanda wilayah Medan Barat, Medan Helvetia, Medan Baru, dan sebagian Medan Petisah dalam dapilnya menjadi bukti bahwa pemerintah harus bergerak lebih serius. Dua kecamatan yang dinilai paling rawan adalah Medan Barat dan Medan Helvetia.

Example 300x600

“Saya sangat sedih melihat kejadian ini. Banjir kali ini merenggut korban jiwa, banyak warga mengungsi, dan rumah mereka terendam tanpa sempat menyelamatkan perabotan maupun kendaraan,” ujarnya dengan nada prihatin, pada Sabtu 6 Desember 2025.

Baca Juga :  Kader Pemuda Pancasila Berduka Atas Meninggalnya Mantan Ketua PAC Pemuda Pancasila Medan Denai

Ia juga memaparkan, derasnya arus dan lambatnya bantuan evakuasi membuat banyak warga nekat menerobos banjir demi menyelamatkan diri. “Ada warga yang terhanyut, bahkan dikabarkan masuk ke gorong-gorong. Keterlambatan bantuan ini sangat berbahaya,” tegasnya lagi kepada awak media yang bertugas saat di Building Sopo ATRestorasi Bersatu di Kota Medan.

Usul Tambahan Tenaga, Anggaran, dan Perlengkapan Evakuasi

Antonius mendorong Pemko Medan untuk menambah tenaga honorer pada Dinas Pemadam Kebakaran serta BPBD Kota Medan agar respons terhadap bencana lebih cepat. Menurutnya, saat peristiwa banjir terjadi, banyak warga menghubunginya meminta bantuan perahu karet, makanan, hingga obat-obatan, namun upaya bantuan terhambat karena akses jalan sudah dikepung banjir.

Baca Juga :  Ketua MUI Sumut : “Istri Imam Hanafi Belasan Orang, Itu Pengakuan Dia Sendiri”

“Bayangkan, ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Beberapa kawasan di Medan Barat seperti Kelurahan Karya Sei Agul, Karang Berombak, Brayan, Silalas, bahkan sesebagian kesawan adalah titik yang paling parah,” jelasnya. Antonius juga mengingatkan bahwa Kecamatan Medan Barat merupakan titik nol Kota Medan, sehingga secara geografis harus mendapatkan perhatian lebih dalam mitigasi banjir.

Selain itu, kawasan rawan di Medan Helvetia seperti Helvetia Timur, Cinta Damai, Tanjung Gusta, Helvetia Tengah, Helvetia, dan Dwikora juga perlu penanganan serius. Sebagai langkah konkret, Antonius mengusulkan agar Pemko Medan dapat  mendata daerah rawan banjir dan menyediakan dua perahu karet di setiap kelurahan agar ketika banjir proses evakuasi dapat dilakukan lebih cepat dan mengurangi jatuhnya korban. “Banjir kemarin adalah peringatan keras. Ini tidak boleh dianggap sepele. Pemerintah harus siap dengan segala perlengkapannya ketika banjir terjadi,” tegasnya.

Baca Juga :  Festival Literasi 2025 : Sebuah Langkah Kecil Menuju Peradaban Lebih Maju

Ia meminta Pemko Medan mengalokasikan anggaran khusus untuk penanganan banjir mulai dari kesiapsiagaan personel, peralatan evakuasi, hingga kebutuhan logistik untuk warga terdampak. “Ini tentang keselamatan warga. Jangan menunggu sampai ada korban jiwa lagi baru kita bergerak,” ujar Antonius selaku Ketua Umum DPW Sopo ATRestorasi Bersatu Provinsi Sumatera Utara.red/tim

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *