MEDAN : Menjelang Muktamar Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) pada tanggal 22-24 Desember 2025 di Jakarta, agenda utamanya para Muktamirin akan memilih dan menentukan siapa Ketua Umum Parmusi untuk periode mendatang, pasca wafatnya sang Ketua Umum inspiratif Allahyarham H. Usamah Hisyam beberapa waktu lalu.
H Usamah Hisyam dalam kiprahnya selama hampir satu dasawarsa memimpin Parmusi, banyak hal terobosan dakwah kultural yang di bangun hingga ke pedesaan. Dakwah kultural yaitu dakwah yang menyejukkan, dakwah yang mempersatukan seluruh elemen anak bangsa di tengah tingginya dinamika dan tensi politik yang berkembang. Namun di bawah kepemimpinan almarhum Usamah Hisyam, Parmusi mampu menjaga dinamika dakwahnya bekerjasama dengan berbagai institusi, sehingga berbagai program dakwah dan keumatan berjalan baik.
Hal ini disampaikan salah seorang kader Parmusi Sumatera Utara, menanggapi perhelatan Muktamar Parmusi di Jakarta beberapa waktu mendatang. “Sosok Allahyarham H Usamah Hisyam sangat ideal bagi perkembangan organsiasi dakwah ini, sebab kemampuan berdiplomasi dan gaya kepemimpinannya sangat luwes, terbuka dan bersahabat dengan siapa saja, kehadiran Parmusi di tengah elit politik nasional dan institusi negara sangat dekat dan tidak berjarak, sehingga ini memudahkan jalan dakwah Parmusi ditengah-tengah umat menyampaikan pesan-pesan dakwah secara holistik, sejuk dan selalu menghadirkan solusi,”ujar Amirsyam, Ahad (7/12/2025).
Mantan Sekretaris PD Parmusi Medan ini menegaskan, perubahan gaya organisasi di era H Usamah Hisyam, Parmusi hadir dengan beragam program-program inovatif, mencerahkan dan inklusif. Peta dakwah yang digagas Usamah Hisyam agar bisa menyentuh masyarakat lapis luar dengan menggunakan pendekatan ekonomi (economic approach). Kolaborasi dakwah dan penguatan ekonomi pedesaan dapat seiring berjalan, sehingga penguatan akidah dan penguatan ekonomi hadir secara simultan, iman terbina ekonomi terjaga.
“Di masa kepemimpinan Usamah Hisyam, Parmusi melaksanakan Kemah Dakwah yang diikuti 5.000 peserra dai seluruh Indonesia di Cibodas Jawa Barat, bertujuan sebagai penguatan dakwah dan kebangsaan, program Gerakan Desa Madani, Gerakan Dai Pedesaan dengan fokusnya dakwah di wilayah 3T, yaitu kategori Tertinggal, Terdepan, dan Terluar. wilayah di Indonesia yang secara geografis, sosial, dan ekonominya kurang berkembang dibandingkan daerah lain, ditandai dengan infrastruktur minim, akses terbatas, kualitas SDM rendah, dan sering berada di perbatasan atau pulau-pulau terpencil, yang menjadi fokus program pemerataan pembangunan pemerintah. Inilah yang menjadi fokus dakwah organsiasi di bawah kepemimpinan Usamah Hisyam,”ucap Amirsyam lagi.
Bagian lain, menurut jurnalis ini, Parmusi menjelang Muktamar ini, harus mempu mendapatkan figur yang bisa melanjutkan program dakwah kebangsaan Parmusi yang digagas Allahyarham H Usamah Hisyam dan itu membutuhkan dukungan operasional yang kuat, jaringan politik interkoneksi dengan pemerintah, sehingga memberi ruang bagi keberlanjutan program dakwah Parmusi yang sudah berjalan. “Parmusi butuh sosok Ketua Umum yang kuat secara finansial dan memiliki konektifitas sosial politik, sehingga keberlangsungan program keumatan ini dapat berjalan sebagaimana yang di cita-citakan almarhum H. Usamah Hisyam,” katanya tegas.
Saat ditanya, terkait figur yang layak dipertimbangkan Muktamirin Parmusi, secara diplomatis dikatakan mereka memiliki kesamaan visi dan semangat membangun dan menyelaraskan dakwah dan penguatan ekonomi umat sebagai nafas pemberdayaan organsiasi, maka sosok seperti H Isyam dan Sandiaga Uno sangat layak dipertimbangkan di samping Ketua Umum yang sekarang Prof Dr Husnan Bey Fanani. “Saya kira sosok H. Isyam dan Sandiaga Uno sangat layak dipertimbangkan para Muktamirin disamping ada Prof Dr Husnan Bey Fanani, sebab ketiganya sangat memenuhi persyaratan sebagai nakhoda Parmusi mendatang,” tegasnya.amr/red


















