MEDAN : Tokoh masyarakat Sumatera Utara Drs. Daudsyah Munthe, MM minta Kapoldasu Irjen Pol. Whisnu Hermawan Februanto, SIK, MH menindak tegas pelaku pengeroyokan tidak beradab itu. Sebagaimana ramai diberitakan media online, seorang pemuda muslim yang dikabarkan berstatus mahasiswa, Arjuna Tamaraya yang sedang musafir tewas mengenaskan setelah dianiaya secara brutal oleh sekelompok pria di lingkungan Masjid Agung Sibolga.
Para pelaku diduga tidak senang Arjuna Tamaraya tidur atau istirahat di area Masjid Agung itu. “Saya sangat prihatin dan kesal melihat tingkah para pelaku yang sok jagoan sehingga tega menganiaya orang yang sedang musafir dan beristirahat di masjid. Apapun motifnya saya minta Kapoldasu tegas menindak para pelaku,” kata Daudsyah Munthe usai menghadiris sebuah diskusi di AOBI Cafe, Senin (5/11/2025).
Mantan Ketua Harian Lembaga Seni Qasidah (LASQI) Sumatera Utara ini mengutuk keras peristiwa pengeroyokan hingga tewas seorang pemuda yang sedang musafir yang terjadi di Masjid Agung Sibolga, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Sabtu (1/11/2025).
Menurut Daudsyah perbuatan pelaku sudah sangat keterlaluan dan tidak sesuai dengan jaran Islam, dimana seharusnya seorang musafir harus dibantu dan ditolong agar perjalanannya mudah. “Perbuatan para pelaku membunuh di rumah ibadah itu merupakan perbuatan biadab, tak punya hati nurani,” kata Daudsyah lagi.
Sebagaimana diberitakan kasus pengeroyokan berujung maut itu terjadi pada Jum’at (31/10) dini hari, sekitar pukul 03.30 WIB. Dari informasi yang dihimpun, pelaku utama ZP alias A (57) merasa keberatan saat melihat korban yang merupakan pendatang beristirahat di dalam masjid. Larangan ZP tidak dipatuhi korban, kemudian memicu cekcok mulut.
ZP lantas memanggil rekan-rekannya. Termasuk HB alias K (46), dan SS alias J (40) untuk menyerang korban. Arjuna dipukuli dan ditendang berulang kali di dalam masjid. Korban yang tak berdaya itu kemudian diseret keluar. Dalam proses penyeretan, kepala korban sempat terbentur anak tangga. Kekejaman memuncak ketika para pelaku menginjak korban dan bahkan melemparnya dengan buah kelapa.
Tidak hanya itu, pelaku SS pun dikabarkan sempat memanfaatkan kondisi sekarat korban dengan mencuri uang tunai Rp 10.000 dari saku celana korban. Puas menganiaya, korban dibiarkan tergeletak. Korban ditemukan tak sadarkan diri oleh marbot masjid dan dilarikan ke RSUD Dr F.L Tobing Sibolga. Namun, nahas, nyawa Arjuna tidak tertolong. Korban dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (1/11) pagi akibat luka berat pada bagian kepala.
Polres Sibolga bertindak cepat setelah menerima laporan dan menganalisis rekaman CCTV. Dalam waktu kurang dari 24 jam, tiga pelaku berhasil ditangkap di lokasi berbeda di Kota Sibolga. Berdasarkan keterangan saksi dan pengecekan rekaman CCTV, Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Rustam Silaban mengatakan korban adalah seorang musafir yang ingin beristirahat di dalam masjid.
Seorang pelaku berinisial ZP Alias A (57) melarang korban tidur di masjid. Namun, korban tetap berniat beristirahat di sana. Karena merasa tersinggung, ZP memanggil empat kawannya, dua di antaranya adalah HB alias K (46) dan SS alias J (40).
Para pelaku kemudian memukul dan menyeret tubuh korban keluar. Kepala korban terbentur di anak tangga masjid. Tak hanya itu, korban juga diinjak. “Korban dipijak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala,” kata AKP Rustam Silaban, Minggu (2/11/2025) seperti dikutip Tribunnews.com Medan.
Korban lalu ditinggalkan pelaku di pinggir jalan. Beberapa jam kemudian korban ditemukan oleh orang yang sedang melintas. Melihat ada kerumunan orang lewat CCTV, marbot masjid yang bernama Alwis Janasfin Pasaribu (23) segera menuju ke ke lokasi.
Rida Chaniago selaku pihak keluarga memohon Polres Sibolga dan Wakil Ketua DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori agar membantu menyelidiki kasus penganiayaan itu hingga tuntas. “Perihal anak kemenakan kami yang telah dikeroyok. Mohon bantuannya, mereka telah mengambil nyawa anak kami di tangan mereka yang tidak punya perikemanusiaan,” kata Rida.
Keluarga korban juga meminta Polres Sibolga untuk segera menindak para pelaku. “Kami menuntut keadilan untuk almarhum anak kami. Semoga dengan kejadian ini ada pelajaran berharga kepada para penganiaya yang tidak punya perikemanusiaan itu,” katanya. har/ril


















