MEDAN : Cerita haji sungguh sangat luar biasa. Dan itu diluar nalar dan kemampuan kita sebagai manusia. Pergi menunaikan ibadah haji artinya kita diundang Allah SWT. Bukan persoalan kemampuan finansial dan kesehatan semata. Tetapi karena ridho dan memang Allah SWT yang mengundang.
Demikian dengan apa yang dialami Dr Nora Violita Nasution, PNS Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM). Sebagai muslimah keinginan pergi haji pasti ada. Tapi bagi Dr Nora, perintah tugas untuk pergi haji pada tahun ini sebagai TKHK sangat luar biasa.
“Keinginan pergi haji, tentulah kita sebagai umat Islam pasti ada. Entah kapan kita tak tahu tapi tetap saja kita berusaha dan berdoa. Tapi bagi saya pergi haji tahun ini sebagai petugas adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Pada 14 Mei 2025 sore, saya dihubungi dr Ari dari Puskeshaji Kemenkes RI. Bahwa saya menggantikan petugas yang berhalangan berangkat. Saya ikut ke Tanah Suci sebagai petugas Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) di Kloter 24 Embarkasi Medan pada tahun ini,” ujarnya haru.
Katanya di Kloter 24 ada 3 dokter sebagai petugas dan salah satunya ditarik sebagai petugas di Kloter lain sehingga untuk mengisi petugas kesehatan di Kloter 24, dirinya yang ditugaskan pusat. “Syukur Alhamdulillah saya dapat menunaikan ibadah haji. Senang sekali walau saya jadi pertugas. Alhamdulillah Ya Allah, Allah Maha Baik. Tentu khabar dan dapat tugas ini, saya sangat bahagia, haru bisa diberi kesempatan melayani tamu-tamu Allah. Bisa manfaatin diri buat orang lain. Khoironnaas anfauhum linnaas. Itu jadi motto hidup saya Pak,” ujarnya.
Sejak Kloter 1 hingga Kloter 23, Dr Nora adalah petugas kesehatan yang ditugaskan Dinkes Sumut di Panitia Haji Embarkasi Medan. Dinkes Sumut membantu teman-teman dari Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) dalam pemeriksaan akhir kesehatan para jamaah haji. Tugas Dinkes Provinsi Sumut memantau dan memfasilitasi TKHK Sumut selama Embarkasi dan Debarkasi.
“Dinkes punya tugas untuk surveilans kesehatan jamaah haji. Fungsinya untuk mendata tentang kesehatan jamaah haji,” jelas dokter yang setiap keberangkatan jamaah haji kerap membantu jamaah lansia. Ia mendorong jamaah duduk di kiursi roda dan mendengar keluhan kesehatan jamaah lalu menindaklanjutinya.
Sebagai petugas kesehatnjamaah haji di Asrama Haji Medan, Dokter Nora kerap mengingatkan para jamaah calon haji agar tetap menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Yaitu untuk menghindari panas, jamaah harus gunakan topi, payung, sajadah atau lainnya dari paparan sinar matahari. Dan juga harus pakai kacamata hitam guna menghidari efek dari sinar ultra violet.
Selanjutnya dia menjelaskan, para jamaah calon haji saat di Tanah Suci juga harus mengenakan masker untuk menghindari tertukarnya penyakit melalui saluran pernapasan. “Semprotkan air ke tubuh dari botol yang dibekali BBKK. Itu harus digunakan sebaik-baiknya agar terhindar dari hidrasi. Jangan lupa minum dan bila cuaca panas, kulit terasa panas dan tampak kemerah-merahan maka semprotkan air agar kita terrehidrasi,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar jamaah calon haji selama di Tanah Suci agar tetap menggunakan sandal agar kaki tidak melepuh. Usahakan memakai sandal yang baik dan jangan tunggu haus baru minum. Setiap jam jamaah harus minum sedikitnya 200 ml air per jam agar tidak hidrasi,” tutupnya.erde
